Atlet ungkapkan kekhawatiran dampak penyelesaian NCAA pada olahraga non-pendapatan

Penulis:LIVESCORE138 Waktu Terbit:2025-06-09 Kategori: news

## Bayang-Bayang Miliaran Dolar: Atlet Cabang Olahraga Non-Populer Resah dengan Dampak Kesepakatan NCAAKesepakatan senilai 2,8 miliar yang baru saja disepakati antara NCAA dan para penggugat anti-trust seharusnya menjadi angin segar bagi dunia olahraga kampus.

Dielu-elukan sebagai jalan menuju stabilitas, kesepakatan ini membuka pintu bagi universitas untuk memberikan kompensasi kepada atlet mereka dalam batasan tertentu.

Namun, di balik gegap gempita ini, terselip kekhawatiran mendalam, terutama di kalangan atlet yang berlaga di cabang olahraga non-populer.

Seperti yang kita ketahui, pemain sepak bola dan basket, primadona di panggung NCAA, diperkirakan akan menjadi penerima kompensasi terbesar.

Hal ini wajar, mengingat popularitas dan keuntungan yang dihasilkan kedua cabang olahraga ini.

Namun, pertanyaan besar muncul: bagaimana nasib atlet cabang olahraga lain seperti renang, atletik, senam, atau bahkan anggar?

Apakah mereka akan menjadi korban dari dominasi “dua raksasa” ini?

Atlet ungkapkan kekhawatiran dampak penyelesaian NCAA pada olahraga non-pendapatan

Keresahan ini bukan tanpa alasan.

Dengan anggaran yang sudah ketat, universitas mungkin akan kesulitan untuk mengalokasikan dana secara merata.

Dampaknya bisa beragam, mulai dari pengurangan beasiswa untuk atlet cabang olahraga non-populer, pemotongan anggaran pelatihan dan fasilitas, hingga bahkan kemungkinan penghapusan program olahraga tertentu.

Sebagai seorang jurnalis olahraga yang telah meliput dunia olahraga kampus selama bertahun-tahun, saya melihat kesepakatan ini sebagai pedang bermata dua.

Di satu sisi, saya mendukung gagasan bahwa atlet, yang telah berkontribusi besar dalam membangun citra dan menghasilkan pendapatan bagi universitas, berhak mendapatkan kompensasi yang layak.

Di sisi lain, saya khawatir kesepakatan ini justru akan memperlebar jurang ketidaksetaraan antara cabang olahraga populer dan non-populer.

Beberapa atlet cabang olahraga non-populer yang saya wawancarai secara eksklusif mengungkapkan kekhawatiran mereka.

Seorang atlet renang, misalnya, mengatakan, “Kami semua bekerja keras, mengorbankan waktu dan energi untuk mengharumkan nama universitas.

Tapi, apakah kami akan dilupakan begitu saja karena kami tidak menghasilkan uang sebanyak sepak bola?

“Statistik menunjukkan bahwa cabang olahraga non-populer seringkali menjadi sumber medali dan penghargaan bagi universitas di tingkat nasional dan internasional.

Atlet-atlet ini adalah duta bangsa yang berdedikasi dan berprestasi.

Mengabaikan mereka hanya karena faktor ekonomi adalah sebuah kesalahan besar.

Solusi untuk masalah ini tidaklah mudah.

Mungkin diperlukan pendekatan yang lebih kreatif dalam hal pendanaan, seperti mencari sponsor eksternal khusus untuk cabang olahraga non-populer, atau bahkan mengadopsi model pendanaan yang lebih egaliter yang mempertimbangkan kontribusi atlet secara keseluruhan, bukan hanya berdasarkan popularitas cabang olahraga mereka.

Pada akhirnya, kesuksesan kesepakatan NCAA ini tidak hanya diukur dari seberapa besar uang yang diterima pemain sepak bola dan basket.

Kesuksesannya juga dinilai dari bagaimana kita memperlakukan dan mendukung semua atlet, tanpa memandang cabang olahraga yang mereka geluti.

Jika tidak, bayang-bayang miliaran dolar ini justru akan menelan masa depan olahraga kampus yang adil dan merata.